Jumat, 02 September 2016

cinta atau petaka?

Aku tertegun,
dibesarkan dalam keluarga yang notabene beriman, belum tentu berarti imanku kuat.
Dihadapkan dengan realita dan pesona pria berbagai belahan dunia.
Apa yang kujadikan patokan selama ini mulai goyah.
satu ras?
Ah, yang penting satu agama!
satu agama?
Tapi kan perkawinan beda agama sudah bisa diterapkan!

Aku tak mau menjadi mereka yang terus berkelit,
tapi terkadang hati penuh kemauan.
Disinilah iman diuji dan logika diperlukan.
Ketika kita dihadapkan pada pilihan.
Orang tua?
Atau perasaan diri sendiri?

Keras aku berpikir,
apakah ia benar adalah jodohku?
Bagaimana jika rasa ini adalah sementara,
dan bisa berujung petaka?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar